Seperti dikutip dari situs
presidenri.go.id dan situs resmi Jubileum 150 tahun HKBP, Presiden SBY dipastikan hadir dalam perayaan tersebut. Sebelumnya, kepastian kehadiran SBY didapatkan setelah Pimpinan Tertinggi (Ephorus) HKBP Bonar Napitupulu beserta Ketua Panita Perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP, Edwin P. Situmorang, diterima Presiden di Kantornya, Jalan Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, pada Rabu petang (30/11).
Rangkaian perayaan sudah dilakukan di beberapa kota besar seperti Tarutung, Medan, Pekanbaru, Surabaya, dan Balikpapan pada Oktober lalu.
"Seluruh perayaan yang sudah dilaksanakan di Tarutung, Medan, Pekanbaru, Surabaya, dan Balikpapan pada Oktober 2011, HKBP tidak berjalan sendiri, kami mendapat dukungan bukan hanya dari Pemda setempat tapi juga dari saudara-saudara kami yang bukan beragama Kristen," ujar Edwin P. Situmorang.
Bahkan, pada 7 Oktober lalu, peringatan juga dilakukan di kota kecil Wuppertal bagian barat Jerman, kota asal misionaris Ingwer Ludwig Nommensen sebelum menginjil ke tanah Batak dan berhasil meletakkan pondasi berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Ratusan warga Jerman berbaur dengan warga negara Indonesia memperingati 150 tahun kehadiran misi Kristen Protestan Jerman di tanah Batak (1861-2011).
HKBP lahir pada 7 Oktober 1861. Gereja ini memiliki 4,5 juta jiwa jemaat dengan jumlah gereja hampir 3.300 buah tersebar di hampir seluruh Nusantara dan sebagian di luar negeri seperti di Singapura, Malaysia dan Amerika Serikat. Oleh karena itu HKBP menyandang predikat gereja terbesar di Asia Tenggara
Sejarah lahirnya HKBP di Tanah Air, khususnya di Tanah Batak, tidak bisa lepas dari peran misonaris asal Jerman DR Ingwer Ludwig Nommensen yang mendirikan HKBP pada 1861. Bagi suku Batak, Nommensen dijuluki Apostel (rasul Tuhan). Dia juga diingat sebagai sosok yang membangun pertama kali bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan yang modern di Tanah Batak. Namun sebenarnya, upaya penyebaran iman Kristen di Tanah Batak, yang dahulu kala dikenal sebagai wilayah paling misterius dan barbar bagi orang Barat, sudah dimulai jauh sebelum Nommensen datang oleh dua misionaris dari Inggris (1824) dan dua misonaris dari Amerika Serikat (1834). Konon, mereka dibunuh sesaat setelah menginjakkan kaki di Tanah Batak.
Tema Pesta Jubileum 150 tahun adalah "Hendaklah hidupmu tetap dalam Dia, berakar, dibangun dan betumbuh dalam Dia". Sedangkan Sub Tema: "Dengan Jubileum 150 Tahun, HKBP membangun jati dirinya sebagai gereja yang bersumber kepada Alkitab, beribadah dan mencerdaskan seluruh warganya, bersaksi dan melayani di tengah masyarakat serta mandiri di bidang teologi, daya dan dana".
[ald]
BERITA TERKAIT: