Kedua anggota Brimob Mabes Polri yang tewas tersebut adalah Bripda Feriyanto dan Bripda Eko Afriansyah. Selain korban tewas, anggota Den C Brimob Polda Papua Bripda Syukur juga mengalami luka tembak di paha. Diketahui sebelumnya bahwa penghadangan dan penembakan terhadap tiga anggota Brimob terjadi ketika mereka sedang menjemput dua anggota Brimob yang sakit Malaria di Pos Tinggi Nambut.
Sementara itu, informasi yang didapatkan dari Puncak Jaya menyebutkan, beberapa saat setelah insiden penembakan itu (pukul 17.30 WIT), terjadi pembumihangusan seluruh rumah warga dan rumah ibadah di Kampung Wandenggobak. Kabarnya, pembakaran dilakukan oleh Brimob dari Kepala Dua yang baru ditugaskan di Puncak Jaya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli ketika dihubungi
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu membantah isu itu.
"Tidak mungkin kita melakukan itu," tegasnya.
Dia mengatakan situasi di Puncak Jaya yang masih penuh konflik merupakan buntut sengketa Pilkada beberapa waktu lalu yang sempat menimbulkan kerusuhan dan korban tewas dari masyarakat. Namun dia tegaskan, penembakan terhadap tiga anggota Polri kemarin bukanlah bagian dari konflik itu.
"Penembakan anggota kita itu kasus yang terpisah. Itu dilakukan gerakan sipil bersenjata dan tidak ada pembakaran rumah warga dilakukan anggota kita," jawabnya.
Sementara Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengakui sudah mendengar informasi pembungihangusan itu. Dalam waktu singkat ia akan mengumpulkan laporan dari Papua soal kondisi terakhir Puncak Jaya.
"Saya sedang mengumpulkan informasi terkait kabar itu," katanya saat dihubungi terpisah.
[ald]
BERITA TERKAIT: