"Jangan karena ada tekanan politik terus kasusnya tidak di-f
ollow up," ujar Anggota Komisi III dari Fraksi Hanura, Syarifuddin Sudding, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 9/11).
Keberanian KPK dalam mengungkap keterlibatan elit-elit Demokrat, bahkan menjadikannya tersangka baru dalam kasus tersebut menjadi pertaruhan bagi lembaga
superbody itu di hadapan publik. Bila KPK tidak mem-
follow up, maka persepsi publik yang menilai KPK selama ini tidak berani menyeret elit kekuasaan menjadi benar adanya.
"Ini momentum untuk mengembalikan citra dan apresiasi publik terhadap KPK. Publik akan menunggu sejauh mana kredibilitas, integritas dan independensi KPK," kata Sudding menambahkan.
Bekas Bendahara Umum partai Demokrat yang kini berstatus tersangka, M Nazaruddin, telah berkali-kali menyatakan bekas koleganya di Demokrat, antara lain Angelina Sondakh, Mirwan Amir, Jafar Hafsah, Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum ikut menikmati aliran dana wisma atlet. Di persidangan, Rosa diantaranya membenarkan ada aliran dana ke anggota DPR. Ia juga mengaku sering berkomunikasi dengan Angelina yang meminta dengan bahasa apel Malang dan Washington untuk menunjuk rupiah dan dolar bagi jatah bos besar dan bos kecil.
[dem]