"Dari beberapa waktu lalu, terutama jelang tanggal 20-an Oktober lalu, beredar pesan singkat atau
blackberry messenger yang seolah menuduh aktivis berada di belakang isu kerusuhan," ujar salah seorang aktivis angkatan 98 Firman Tendry saat dihubungi sesaat lalu (Rabu, 9/11).
Tendry malah menuduh aparat ada di belakang penciptaan isu-isu meresahkan tersebut. Dia menyebutnya sebagai pola lama yang dimainkan pemerintah ketika legitimasinya berada di titik nadir.
"Pemerintah yang sudah kehilangan legitimasi rakyat yang harusnya berubah, jangan aktivis yang dikambinghitamkan," ucapnya.
Dia yakin kelompok aktivis tidak akan menyebar teror dan menakuti masyarakat karena kontraproduktif serta melemahkan perlawanan pada pemerintah.
"Kalau tujuannya melemahkan gerakan dan membuat panik masyarakat, itu pasti bukan kita, tapi kekuasaan," tegasnya.
Tapi Tendry yakin rentetan
hoax itu lambat laun tak dipedulikan lagi oleh masyarakat karena mereka melihat sendiri bahwa semua informasi itu omong kosong belaka.
"Masyarakat tidak bodoh. Penguasa gagal melemahkan nyali aktivis dan membuat takut warga," tandasnya
.
Beberapa saat lalu Polres Jakarta Pusat membantah pesan singkat yang menyebar melalui
blackberry messenger yang menyatakan bahwa kondisi Jalan Diponegoro, Salemba dan sekitarnya mencekam.
Dan jauh sebelumnya, kabar kerusuhan besar pada 20-28 Oktober juga cuma
hoax.
[ald]
BERITA TERKAIT: