PKS Kudu Berkaca Diri, Jangan Galak-galak!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 19 Oktober 2011, 17:31 WIB
PKS Kudu Berkaca Diri, Jangan Galak-galak<i>!</i>
ist
RMOL. Reshuffle kabinet telah usai. Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera sama-sama dikurangi jatah satu kursi menterinya.

“Presiden PKS, harus bertanya ke dalam dong kenapa menterinya dikurangi. Apakah kinerjanya dalam mendukung koalisi sudah maksimal selama ini?” tanya Ery Ratmadi, Ketua Forum Kesatuan dan Persatuan Bangsa (FKPB), saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, beberapa waktu lalu (Rabu, 19/10).

Pengurangan jatah kursi menteri, katanya, harus membuat PKS mengoreksi diri. Bahwa ke depan mereka harus sepenuh hati dalam mengawal kinerja pemerintahan. Tidak setengah-setengah atau mencla-mencle seperti yang lalu-lalu.

"Jangan malah membuat gaduh suasana politik. Jika memang mau berkoalisi dengan baik, hendaknya PKS mendukung program di pemerintahan dan juga di DPR,” kata Ery lagi.

Dalam kontek itulah, kata Ery, dalam masa koalisi pemerintahan yang tinggal tiga tahun lagi, PKS tidak lebih galak dari yang kemarin. Dan, tentunya akan menjadi persoalan baru buat pemerintahan SBY dalam menjaga ritme-ritme pemerintahannya. Semalam, dalam Reshuffle KIB Jilid II satu menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditendang oleh Presiden. Menteri dari PKS yang diganti itu adalah Menristek Suharna dan gigantikan oleh Gusti M Hatta. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA