Saat ditemui di rumahnya di Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Meti terlihat masih trauma. Mengetahui ada wartawan ia memilih mengurung diri dalam kamar. Setelah dijelaskan ibunya, barulah Meti berani keluar kamar dan menemui
Rakyat Merdeka Online (Rabu, 19/10).
Menurut Meti, aksi perkosaan yang menimpanya terjadi kala dirinya sedang jalan bersama Fajar (16), pacarnya, yang masih satu sekolahan. Setelah keliling, keduanya nongkrong di pinggir jalan. Tiba-tiba datang mobil. Ya, penumpangnya teman Fajar. Yakni Dika (19) salah satu mahasiswa di universitas Ciamis. Dan dua PNS yaitu Resa (23) dan Roby (24).
Kepada Meti, Fajar mengajak ikut masuk kedalam mobil. Awalnya ia menolak. Tapi Fajar meyakinkan bahwa akan menjaganya dan mengantar pulang. Mobil pun melaju. Setelah putar-putar kota Ciamis, mobil masuk kawasan perumahan. Di rumah Fajar, mobil berhenti. Meti dan Fajar Cs turun lalu masuk rumah.
Di sana mereka pesta minuman keras. Meti dipaksa untuk menengguk beberapa gelas berisi miras. Ia tak kuasa menolak karena Fajar Cs memaksa. Setelah mabuk, Meti digilir.
Pulang ke rumah, orang tuanya kaget melihat pakaian Meti acak-acakan. Terlebih mulutnya bau alkohol. Setelah didesak orang tuanya, Meti menceritakan semua yang baru dialaminya. Tak terima diperlakukan demikian, orang tua Meti lapor Polres Ciamis. Polisi sigap dan langsung menangkap Fajar Cs.
Sementara itu meski Fajar Cs sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun pihak Polres Ciamis masih enggan untuk memberikan keterangan kepada wartawan dengan alasan kasus ini masih dalam penyidikan. Bahkan pintu ruangan saat Fajar menjalani pemeriksaan pun ditutup rapat oleh anggota kepolisian.
[ysa]
BERITA TERKAIT: