Hal itu dikatakan pengamat politik dari The Indonesian Institute Hanta Yuda AR kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Kedua, masih kata Hanta, Presiden harus menimbang penerimaan publik. Dia menyontohkan, Presiden SBY harus mempertimbangkan untuk mencopot menteri yang diduga tersangkut kasus korupsi atau terlibat dalam praktik selingkuh.
"Ketiga barulah boleh sedikit dipertimbangkan tentang keseimbangan politik. Tapi ini jangan dominan. Ini pertimbangan terakhir dan sedikit saja. Tapi Pak SBY selama ini kita lihat terbalik. Justru yang ketiga ini yang selalu dijadikan pertimbangan," tandasnya.
Selain itu, lanjut penulis buku
Presidensialisme Setengah Hati: dari Dilema ke Kompromi ini, yang paling penting untuk dilakukan selain merombak kabinet adalah merombak gaya kepemimpinan SBY sendiri. Gaya kepemimpinan Presiden yang selama ini lamban, ragu, banyak pertimbangan, dan ingin menyenangkan semua orang harus segera ditinggalkan.
"SBY harus mengambil gaya kepemimpinan yang cepat, tegas dan tidak ragu-ragu, berani mengamgbil risiko. Itu yang lebih penting. Karena ini akan berpengaruh terhadap menteri nantinya," demikian Hanta.
[zul]
BERITA TERKAIT: