Kesepakatan di Bali tinggal selangkah lagi dikukuhkan pada Rapat Pimpinan Nasional II Golkar pertengahan Oktober mendatang di Jakarta. Namun, Ical itu tidak mau gegabah menyambut mandat dari Bali.
Sementara, tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang, menyatakan, kesepakatan DPD-DPD yang menetapkan Ical menjadi Capres adalah sah dan wajar. Sesuai fatsun politik, Ketua Umum adalah simbol kehormatan partai.
Bintang yang dikenal juga sebagai tokoh penyelamat Ormas MKGR, mengingatkan, aturan main yang tertuang dalam SK DPP GOLKAR No.02/2009. Isinya, ketentuan penjaringan calon Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden harus melalui lembaga survei. Ical sendiri selalu menekankan perlunya konsistensi Partai Golkar menggunakan penjaringan melalui lembaga survei.
Untuk itu, Bintang mengingatkan Ical agar tidak terperangkap oleh manuver DPD-DPD. Mantan Ketua DPP itu juga mempertanyakan latar belakang manuver barisan DPD itu.
"Apa ada udang di balik batu, sehingga mereka (DPD-DPD) nekat melanggar ketentuan yang mereka bikin sendiri?" kata Bintang kepada
Rakyat Merdeka Online, Rabu (14/9).
Menurut wartawan senior itu, kader Golkar yang berkualitas nasional cukup banyak. Selain Ical, ada Agung Laksono, Akbar Tanjung, Fadel Muhammad. Dari kalangan muda ada Priyo Budi Santoso, Idrus Marham, Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Termasuk kader dari keluarga besar ABRI tidak boleh ditinggalkan oleh Golkar. Dia ingatkan, Golkar perlu secepatnya melakukan survei dan segera mengumumkan nama Capres 2014, kalau perlu awal 2012.
"Lebih cepat lebih baik. Parpol yang tidak berani menyebutkan Capres dalam 2012, sebaiknya tidak dicoblos oleh rakyat pada Pemilu 2014. Masyarakat jangan mau membeli kucing dalam karung. Cara itu akal-akalan parpol untuk mengecap kekuasaan belaka. Cara itu menipu rakyat," ujarnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: