Indonesia Idap Lima Ciri Negara Gagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 16 Juli 2011, 10:36 WIB
Indonesia Idap Lima Ciri Negara Gagal
ilustrasi
RMOL. Pada awal Februari lalu di Jakarta, sebuah pertemuan para Gurubesar dan pimpinan Universitas di Indonesia, memberi peringatan pada pemerintah sebelum negara ini jatuh dalam kegagalan.  Mantan Rektor UGM, Sofyan Effendi, yang juga turut hadir dalam pertemuan itu, dengan jelas memaparkan tanda-tanda itu. Dari laporan Failed State Index tahun 2010 Indonesia saat ini berada diperingkat 61 dari 177. Namun, tahun depan bisa saja peringkat itu turun lagi.

Pemerintah diminta lebih tegas dan cekatan dalam mengurusi persoalan ekonomi dan konflik sosial. Ketiadaan peran pemerintah dapat berimbas pada anarki nasional sehingga memancing intervensi internasional.

Hari ini, isu Indonesia nyaris menjadi negara gagal masih jadi perbicangan hangat dan serius disikapi para politisi termasuk anggota DPR. Tokoh politik dan legislator Partai Hanura, Akbar Faizal, mengaku sudah melihat lima tanda negara gagal pada diri Indonesia Raya.

"Saya melihat lima ciri negara gagal yang sudah ada," jelasnya dalam acara Polemik Trijaya Network bertajuk "Ironi Negeri Ini" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (16/7).


Secara garis besar Akbar menyebutkan satu persatu lima tanda itu. Pertama, tidak ada jaminan keamanan terutama dalam hal beragama yang menjadi jamin utama dari konstitusi.

"Contohnya, kasus penutupan GKI Yasmin di Bogor. Sayang, dalam diskusi ini tidak Ulil Abshar Abdalla  karena selama ini kan dia yang bela orang-orang itu. Tapi partainya (Demokrat) tidak melakukan itu," ujarnya. Memang, Ulil dicantumkan sebagai salah seorang pengisi diskusi Polemik tapi hingga kini belum juga hadir.

Ciri kedua negara gagal yang ada pada Indonesia, lanjut Akbar, ketika negara gagal memberikan kebutuhan dasar pada rakyatnya terutama pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas.

"Kita lihat masih ada anak-anak SD yang menyeberangi seutas tali di atas sungai untuk pergi ke sekolah. Kalau mereka jatuh dan mati hanyut di sungai itu dibilang takdir. Itu kan tanda tidak ada negara," tegasnya.

Tanda ketiga, korupsi dilakukan bahkan oleh lembaga yang harusnya membasmi itu.
Keempat, bentrokan horizontal yang merebak dan cenderung dibiarkan.

"Tanda kelima hilangnya kepercayaan masyarakat pada semua lapisan. Tidak hanya pada pemerintah," ujar Akbar.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA