Dengan nilai subsidi harga BBM setinggi itu resiko yang harus ditanggung pemerintah dan bangsa ini jadi berlebihan. Karena itu, pemerintah mestinya lebih realistis dan rasional, dan jangan sungkan-sungkan menaikkan harga BBM.
"Bila digunakan untu membiayai program peningkatan kesejahteraan bagi rakyat miskin dan pembangunan proyek infrastruktur, dana subsidi sebesar Rp 120,7 triliun itu tentu jauh lebih bermanfaat," kata Ketua DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Ismed Hasan Putro, dalam perbincangan tadi malam (Selasa, 12/7).
Presiden SBY harus berani membuat kebijakan menaikkan BBM demi kepentingan nasional. Jangan ragu-ragu karena terperangkap jerat politik pencitraan.
Lanjut Ismed, sekaranglah saat yang tepat bagi pemerintah untuk tidak lagi memanjakan para pengguna kendaraan yang sepatutnya tidak mendapatkan subsidi tapi tetap menikmati subsidi dari negara.
Menaikkan harga BBM secara terukur dan proporsional jauh lebih rasional daripada membatasi konsumsi BBM yang akan mengganggu upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
"Juga saatnya menghentikan pertikaian opini antar-kementerian soal kenaikan harga BBM. Sekarang waktunya bagi Presiden SBY untuk berani melaksanakan kebijakan yang berorientasi untuk mengurangi beban subsidi BBM yang nyata-nyata sangat membebani APBN," demikian Ismed.
[guh]
BERITA TERKAIT: