Hal ini disampaikan Adhie M Massadi saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Kamis, 26/5).
“Mahfud itu salah satu murid terbaik Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). Mazhab yang diajarkan Gus Dur adalah keberpihakan kepada rakyat yang 24 karat. Sedangkan Sri Mulyani, sebagaimana Boediono, adalah penganut Neolib radikal, mazhab ekonomi pasar bebas yang sangat anti-domestik. Keberpihakan Sri Mulyani kepada para pemilik modal,†tutur jubir Gus Dur (alm) ini.
Menurut aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini, para pendukung Neolib (Sri Mulyani) mencoba memanfaatkan popularitas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang berhasil "menduasisikan sebuah mata uang antara Nazaruddin dan Jenderal SB Yudhoyono" dalam skandal pemberian uang kepada Sekjen MK Djanedri, sehingga matahati rakyat jadi terbuka.
"Memang pada awalnya banyak orang terkesima pada wacana duet Mahfud-Sri Mulyani. Tapi pekan depan isu ini akan meleleh dengan sendirinya, karena publik akan paham air dan minyak tak mungkin dipersatukan. Kalau kucing dan anjing, polisi dan pencuri, kan masih bisa bersatu di negeri ini," ujar sesama murid Gus Dur ini berseloroh.
Oleh sebab itu, Adhie menyarankan lebih baik publik "membereskan" dulu elit kita yang sudah berlumur KKN.
"Dengan begitu, akan tampak pemimpin yang bersih dan memiliki keberpihakan kepada rakyat 24 karat," pungkasnya.
[guh]
BERITA TERKAIT: