Mandat tugas bagi Patrialis Akbar dan Erry Riyana Hardjapamekas sudah resmi ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Keputusan Presiden No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Tidak sekali ini saja, sebelumnya Erry Riyana juga menjadi anggota Pansel yang menghasilkan Busyro Muqqadas sebagai Ketua KPK pengganti Antasari Azhar.
Tapi sayang, Erry Riyana yang bisa disebut senior, malah bermasalah karena satu hal yaitu memiliki konflik kepentingan dalam membela kasus
bailout Bank Century.
Pada awal April 2009, Erry terlibat dalam pertemuan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dengan bekas konsultan hukum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Arief Suryo Wijoyo. Meskipun KPK sudah membantah pertemuan tersebut sebagai langkah mengamankan kasus Century, nama Erry Riyana dikenal sebagai pendukung gigih kebijakan
bailout Bank Century oleh KSSK. Erry disebut kerap terlibat dalam aksi-aksi mendukung kebijakan
bailout Century pada 2009.
Pengamat politik dan tokoh aktivis anti-korupsi, Adhie Massardi, mengutarakan, Erry Riyana memang bermasalah dan sempat ditolak oleh aktivis anti-korupsi ketika ditugaskan jadi anggota Pansel 2010 lalu.
"Tahun lalu kita sudah curigai keberadaan Erry Riyana di Pansel. Tapi karena ada nama Syafii Maarif di Pansel waktu itu, teman-teman percaya pengaruh kuat Buya (panggilan akrab Syafii Maarif) sehingga kita setengah lega. Buktinya, Pansel menghasilkan nama Busyro, tidak terlalu buruk," terang Adhie saat berdialog dengan
Rakyat Merdeka Online, Rabu petang (25/5).
Yang ditakutkannya, jika Pansel terbaru ini menempatkan Erry Riyana sebagai tokoh paling senior karena pernah menjabat sebagai pimpinan KPK. Kecenderungannya, 75 persen calon pimpinan KPK yang lolos seleksi adalah hasil pengaruh Erry Riyana. Apakah Erry Riyana memang sesakti itu?
"Dia memang tidak sakti. Tapi faktanya, kasus Century terhambat menurut saya karena penyidiknya orang-orang Erry Riyana. Di KPK ini penyelidikan bukan tegantung pimpinan saja, tapi kalau di bawahnya yang tidak beri masukan ke atas, pimpinan tidak akan bisa apa-apa," ucap orang dekat almarhum Gus Dur ini.
Jika Pimpinan KPK periode 2012-2016 adalah hasil pengaruhi kuat Erry Riyana, lanjut Adhie, bisa dipastikan pengusutan perkara-perkara yang menyentuh elit-elit penguasa akan tetap menggantung.
"Kasus Century ini masih dipegang KPK sekarang, yang masa kerjanya tinggal hitungan bulan (sampai Desember), dan dalam waktu singkat itu mereka tidak bisa diharapkan," ucapnya
Adhie Massardi menduga kuat akan ada kongkalikong pihak eksekutif (pemerintah) dalam pemilihan pimpinan KPK yang baru.
"Dari 15 nama, kalau 10 nama sudah sudah diplot mereka, siapapun yang dipilih DPR, 5 orang itu, sudah jadi bagian dari skenario. DPR tidak akan ada artinya karena dari awalnya subjektif akibat keterlibatan presiden dalam kasus korupsi Century," ucapnya.
Tentu saja pimpinan KPK periode 2012-2016 bisa berperan sangat penting dalam mengamankan kekuasaan. Adhie memprediksi, kasus-kasus korupsi mendatang akan lebih banyak melibatkan lingkaran dalam kekuasaan.
"Dari Partai Demokrat, lalu ada Menteri Pangestu ada Hatta Rajasa dan beberapa menteri lagi kemudian politisi dari parpol-parpol. Saya yakin bahwa calon pimpinan KPK nanti sudah disetting mengamankan kasus penguasa," jelasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: