Amdocs mengincar proyek pembangunan Customer Relationship Management (CRM) di Telkomsel senilai 200 juta dollar AS atau setara Rp 1,8 triliun untuk jangka waktu lima tahun. Informasi yang diperoleh juga menyebutkan bahwa tender proyek CRM itu diduga kuat digelar secara tidak fair dan sarat kepentingan sejumlah petinggi anak perusahaan PT Telkom tersebut. Nilai tender dinilai terlalu mahal untuk pekerjaan dimaksud. Belum lagi Amdocs yang dijagokan dianggap tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan sistem seperti yang dibutuhkan perusahaan operator selular sekaliber Telkomsel.
Di samping itu, membiarkan Amdocs memperkuat posisi di Telkomsel dikhawatirkan dapat memperlemah sistem pertahanan dan keamanan negara. Apabila memenangkan tender tersebut Amdocs dapat dengan mudah memetakan jutaan pengguna jaringan Telkomsel yang tidak sedikit di antaranya adalah tokoh high profile Indonesia.
Kehadiran Amdocs di Indonesia masih kontroversial meskipun perusahaan itu berlindung di bawah kibaran bendera Amerika Serikat. Memiliki spesialisasi dalam pengembangan dan inovasi business support systems (BSS) serta operational support systems (OSS), Amdocs eksis di tak kurang dari 60 negara. Pertengahan tahun lalu publik Indonesia, termasuk kalangan wakil rakyat di Senayan, menyoroti kemenangan Amdocs dalam tender pengadaan sistem penagihan Telkomsel senilai Rp 1,2 triliun.
Dalam laporan keuangan Amdocs di tahun 2009 disebutkan bahwa 100 persen saham Amdocs Inc yang berdomisili di Missouri, AS, dimiliki Amdocs Ltd yang bermarkas di Ra’na, Israel. Juga, Amdocs Inc di negeri Obama hanya berperan sebagai principal operating subsidiaries atau anak perusahaan operasional Amdocs Ltd di Israel.
Dalam laporan keuangan tersebut juga dijelaskan, Amdocs Ltd mengembangkan divisi billing yang mengerjakan perangkat lunak penagihan dan mengklaim bahwa semua pelanggan billing Amdocs Inc di Missouri sebagai pelanggan Amdocs Ltd di Ra’na.
Namun, Deputy Vice President Corporate Secretary Telkomsel Aulia Ersyah Marinto yang dihubungi tadi malam (Rabu, 11/5) mengaku belum mengantongi informasi apakah Amdocs ikut dalam tender proyek CRM yang tengah digelar atau tidak.
“Saya tidak punya informasi soal itu (keikutsertaan Amdocs dalam tender). Saya coba cari informasi dulu ya,†katanya kepada Rakyat Merdeka Online.
Amdocs selama ini diduga kuat menjadi salah satu penopang utama perekonomian Israel. Didirikan pada 1982 dengan nama Aurec Information and Directory Systems, pada 1995 perusahaan ini berganti nama menjadi Amdocs. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: