Lagu Franky Sahilatua akan Bergema di Setiap Momen Pergerakan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 20 April 2011, 20:05 WIB
Lagu Franky Sahilatua akan Bergema di Setiap Momen Pergerakan
Franky Sahilatua
RMOL. Aktivis pergerakan sangat terpukul dengan kepergian seniman sekaligus budayawan Franky Sahilatua. Betapa tidak, kepergian Franky di tengah semangat melawan rezim Susilo bambang Yudhoyono yang tidak pro rakyat.

"Franky pergi karena ketika kita butuh semangat baru lewat lagu-lagunya yang dinyanyikan langsung oleh Franky. Tapi kini Franky telah tiada," kata aktivis pergerakan Adhie Massardi ketika berbicara dengan Rakyat Merdeka Online, Rabu (20/4).

Sebagai penghargaan, Adhie mengatakan akan menyanyikan lagu-lagu Franky yang bernafaskan perjuangan dalam setiap momen pergerakan.

"Kita akan menyanyikan setiap lagunya di setiap pergerakan, Ini sebagai penghargaan kepada sosok Franky," demikian Adhie.

Sebelumnya, musisi pelantun Perahu retak itu meninggal dunia pada pukul 15.15 WIB. Franky wafat pada usia 58 tahun karena penyakit diabetes dan kanker yang ia derita.

Musisi rakyat yang selalu menyuarakan kebenaran lewat nada dan lirik indah ini bernama asli Franky Hubert Sahilatua. Franky lahir di Surabaya, Jawa Timur, 16 Agustus 1953

Almarhum dikenal dengan lagu-lagu balada yang bercerita tentang alam dan keseharian hidup. Sejak pertengahan 1970-an ia berduet bersama adiknya, Jane Sahilatua dan melahirkan 15 album. Pada 1993, duet mereka menghasilkan sebuah tembang abadi berjudul "Lelaki dan Rembulan". Setelah Jane berkeluarga, Franky bersolo karir.

Pada masa 90-an di tengah represivitas pemerintah Orde Baru, Franky mulai terlibat aksi-aksi panggung bertema kritik sosial. Pada peralihan Orde Baru ke Reformasi, tembang-tembang Franky menjadi salah satu insipirasi para aktivis untuk bergerak. [arp]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA