Demokrat: Ada Yang Bermimpi Memecah SBY-Boediono

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 05 April 2011, 19:17 WIB
Demokrat: Ada Yang Bermimpi Memecah SBY-Boediono
presiden SBY/ist
RMOL. Pemerintahan SBY-Boediono semakin disoroti berbagai pihak baik di dalam maupun luar negeri. Tapi, selama ini terkesan hanya Presiden SBY yang terancam popularitasnya, karena sendirian menghadapi rentetan kritik pedas itu.

Isu kerenggangan antara Presiden dan Wakilnya, Boediono, pun merebak. Informasi yang diterima dari kalangan dalam mengatakan bahwa kerenggangan itu ditandai juga dengan pemberian kewenangan yang lebih untuk Menteri Koordinasi Perekonomian Hatta Rajasa, dan sebaliknya, membatasi ruang gerak Wakil Presiden Boediono.

Menurut Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, kabar itu adalah spekulasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan, ia mencium niat jahat yang ingin memecah kesatuan antara SBY dan Boediono. Hanya saja, usaha itu terus gagal dari waktu ke waktu.

"Saya bantah itu. SBY sangat menjaga koordinasi dan kekompakan dari timnya. SBY- Boediono itu masing-masing sudah punya posisi dan yang jelas," ujar Amir saat dihubungi sesaat lalu (Selasa, 5/4).

Ia mengatakan isu "belah bambu" terhadap pemerintah punya maksud tertentu dan ia menganggapnya sebagai khayalan semata.

"Kalau sampai ada hal seperti itu, khayalan seperti itu, pasti mereka yang ingin memecah SBY-Boediono sedang bermimpi. Tidak mungkin terjadi," tegasnya.
 
Mantan Sekjen Partai Demokrat ini juga membantah kalau Boediono sempat dipertimbangkan ulang oleh SBY dalam pencalonannya sebagai Wakil Presiden pada Pilpres 2009. Kabar itu berkaitan dengan kebijakan bailout Bank Century yang terjadi pada 2008 dimana Boediono sebagai Gubernur BI menjadi penanggungjawab keputusan kontroversial tersebut.

"Saya yakin benar bahwa seorang Boediono itu kredibilitasnya sangat tinggi. Kalau ada orang yang mencoba mengecilkan peran dan integritas Beliau, justru orang itu yang patut dipertanyakan," tuturnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA