Di sisi lain ini, rangkaian teror bom ini juga memperlihatkan ketidakmampuan pemerintah menjalankan tugas pertama seperti yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Itu adalah tujuan nomor satu. Karena gagal, yang pasti (teror bom) menimbulkan ketdakpercayaan pada kredibilitas pemerintah,†ujar Wakil Ketua MPR Hajriyanto Yassin Thohari ketika bersama Ketua MPR Taufiq Kiemas menerima kunjungan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, tadi siang (Selasa, 22/3) di gedung MPR, Senayan, Jakarta.
“Ini juga bisa dipandang sebagai proses pembusukan politik atau political decay terhadap pemerintah,†sambungnya.
Hajriyanto menilai, bahwa apa yang disebut sebagai “teror bom†kali ini lebih bernuansa mbedo, menggoda atau meledek pemerintah karena saking tidak berwibawa. Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah yang kini dipimpin Saleh P. Daulay juga perlu mendorong pemerintah, agar cekatan menangkap penyebar teror tersebut.
“Mau diisi bom benaran atau hanya baju dalam wanita, tujannya adalah menyebarkan ketakutan massal,†katanya lagi. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.