"Isu utama itu jelas adalah penataan kembali koalisi pemerintahan dan
reward and punishment. Isu utama itu bukan siapa provokasi siapa. Saya kira ini aneh. Kita perlu telusuri siapa yang keluarkan kata provokasi kemudian di media massa tertulis nama sembilan elit politik yang memprovokasi SBY," ujar Ketua DPP PAN bidang Komunikasi, Bima Arya Sugiarto, dalam diskusi "Politik Undur-undur" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3).
Masalah utamanya menurut Bima adalah setelah hak angket di DPR bergulir ada persoalan serius dalam sistem presidensil dan ketatanegaraan yang harus segera dibenahi.
"PAN ada dalam konteks itu. Persoalan penataan bukan merombak kabinet saja tapi menata koalisi keseluruhan. Kalau dipelesetkan siapa provokasi siapa, itu jauh sekali dari konteks ketatanegaraan kita," tegasnya.
Dijelaskan Bima lagi, drama reshuffle belumlah usai. Karena Presiden SBY hanya mengutarakan, tidak suka ditekan atau dipaksa untuk merombak kabinet.
"Siapa bilang reshuffle bakal batal?" ucapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: