"Menurut saya kalau kita mengartikan pernyataan itu pakai pikiran dan hati, pernyataan SBY itu sangat keras. Tidak biasa SBY memberi satu
statement demikian. Kalau ada politisi dua partai itu yang tak merasa, ya memang politisi itu harus ada
ndablek-nya untuk menutupi kesalahan kan harus begitu," ujar pakar politik, Muhammad AS Hikam, kepada
Rakyat Merdeka Online, tadi malam (Kamis, 3/3).
Kemungkinan terbesar, kata eks Menristek ini, SBY tidak akan membubarkan total semua menteri asal Golkar. Ini dikarenakan hubungan personal SBY dan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, serta kapasitas Golkar bukan hanya mapan di DPR tapi di daerah-daerah.
"Golkar itu penting bagi Demokrat. Demokrat tidak hanya melihat politik Indonesia di Jakarta, tapi di daerah-daerah," terang Hikam.
Untuk mengisi kursi kosong bekas PKS, Hikam memprediksi SBY akan memilih Parpol oposisi. Namun sudah tidak mungkin lagi bagi SBY melunakkan hati rivalnya, Megawati Soekarnoputri, agar mengijinkan kader banteng masuk kabinet, apalagi mengajak PDIP bergabung dalam Sekretariat Gabungan.
"PDIP masih sulit karena konflik kelompok Taufik Kiemas dan Mega masih tinggi. Kalau menarik Gerindra, kemungkinannya di atas 70 persen bisa terjadi. Tapi dalam politik, Gerindra punya kepentingan internal yang bisa batalkan mereka bergabung," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: