Rakyat Indonesia Tertipu Agenda Penyelamatan Lingkungan a la Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Senin, 21 Februari 2011, 18:01 WIB
Rakyat Indonesia Tertipu Agenda Penyelamatan Lingkungan a la Barat
eva kusuma/ist
RMOL. Negara dan perusahaan di belahan Barat adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan global. Daripada menekan pemerintahan di negara berkembang, seperti Indonesia, jauh lebih baik bila negara dan perusahaan di belahan Barat itu memulai perbaikan lingkungan dari duru mereka. Faktanya, sampai hari ini Amerika Serikat dan Eropa merupakan pihak yang paling banyak memproduksi karbon.

“Kalau mereka (AS dan Eropa) meminta kita menjaga lingkungan, maka mereka harus mengimbangi. Mereka tidak boleh boros karena oksigen yang mereka sedot berasal dari kita. Biar adil,” tegas anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan Eva Kesuma Sundari kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/2).

Menurut Eva, tindakan semena-mena pihak asing sebenarnya sudah lama terjadi. Sayangnya, rakyat Indonesia masih tertipu oleh agenda penyelamatan lingkungan yang kerap disuarakan lewat sejumlah LSM kaki tangan asing.

“Kata mereka: eh Indonesia, kamu tetap pelihara hutan, biar aku tetap nikmat. Kan kurang ajar itu namanya,” ujar Eva lagi.

Wakil Ketua Fraksi PDIP DPR ini curiga mengapa LSM asing tidak pernah menyoroti kerusakan lingkungan yang ditimbulkan perusahaan pertambangan, utamanya yang dikelola asing. Padahal, kerusakan hutan akibat pertambangan justru lebih besar dibandingkan pembukaan lahan untuk tanaman produktif. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA