Namun, Anggota Komisi IX dari Fraksi PAN, Riski Sadig dalam diskusi kontorversi susu formula di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Sabtu (19/2), mengatakan, yang paling bertanggungjawab adalah IPB sendiri yang telah melakukan penelitian.
"Apa yang ditakutkan Dekan IPB sehingga tak mau mempublikasi? Konsekuensi ekonomisnya paling penutupan pabrik. Konsekuensi itu biasa, tapi harus dilakukan," tegasnya.
Seperti diketahui, isu bahaya susu formula bermula dari penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menemukan Enterobacter Sakazakii pada 22 sampel susu formula yang beredar tahun 2003 hingga 2006 dan ditemukan lima yang terkontaminasi. Hasil riset itu dilansir Februari 2008. Tapi, IPB tidak bersedia menyebutkan merek susu yang dimaksud dalam rilisnya. Badan POM malah membantah temuan itu.
Seorang Pengaacra publik, David Tobing, sempat meminta IPB membeberkan merek dagang. Dan pada April 2010 Mahkamah Agung memerintahkan IPB, Badan POM dan Kemenkes umumkan produk tersebut. Namun, karena tak kunjung diumumkan, akhirnya polemik masuk ke ranah politik oleh komisi IX.
[ald]
BERITA TERKAIT: