SBY-Boediono Diingatkan Soal Sense of Urgency

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 15 Februari 2011, 20:31 WIB
SBY-Boediono Diingatkan Soal <i>Sense of Urgency</i>
RMOL. Sebagai pemimpin tertinggi di republik ini Presiden SBY sebaiknya tidak menunjukkan dirinya sebagai peragu dalam mengambil keputusan terutama dalam mengubah kabinetnya menjadi zaken kabinet (kabinet ahli).

"Dia memegang amanat Pemilu 2009 dan sistem presidensial memberi amanat dan tanggungjawab penuh. Tapi cara SBY di KIB II ini seperti lambat merespons dan mengevaluasi, terlihat dia pro program stagnasi," kata pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (15/2).

Kepemimpinan yang lamban dari SBY tidak dibantu sang Wapres yang juga bertipe pemikir dan terlalu berhati-hati.

"Harusnya mereka punya sense of urgency, ada rasa kemendesakan untuk berbuat. Bahwa negeri ini perlu diberikan solusi konkret dengan cara terobosan yang dilakukan di program prioritas SBY," tegasnya.
 
Siti Zuhro menjelaskan juga, kelambanan pemerintah dalam bertindak  ditambah fakta bahwa masing-masing komponen koalisi pemerintah punya "dosa" masa lalu sehingga terlalu banyak memikirkan implikasi politik dari kebijakan.

"Kuncinya di SBY, kalau dia menempatkan dirinya bukan sekadar sebagai penguasa tapi sebagai pemimpin," tegasnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA