Meski sebagai pengurus PBNU, Masdar memilih bergabung dengan tokoh lintas agama, yang disebut Said sebelumnya (Kamis, 13/1), tidak santun dalam mengritik pemerintah.
"Kami sebagai bagian dari tokoh lintas agama prihatin atas situasi bangsa. Ini terjadi, karena kepemimpinan yang tidak tegas. Bukan karena persoalan rakyat dan nilai luhur yang kita yakini bersama," tegas Masdar dalam pernyataan bersama Forum Rektor Indonesia dengan tokoh agama di kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangan, Jakarta Timur (Jumat, 4/1).
Masdar mengatakan, hari ini rakyat menyaksikan negeri ini diambang kegagalan. Masalah utama dari itu semua adalah soal kepemimpinan yang tidak setia kepada sumpah dan janji. Pemimpin, jelasnya, belum pernah memuaskan rakyat. Padahal semua telah diberikan kepada pemimpin, dimana rakyat sebenarnya yang lebih berhak untuk mendapatkannya.
"Ini yang kita
appeal bahwa apa yang ada di negara kita ini, bisa menjadi malapetaka bagi kita. Bahkan lebih parahnya, kita menuju negara gagal. Sekali lagi pemimpin tidak boleh ada yang dikeluhkannya," tegas Masdar.
[zul]
BERITA TERKAIT: