“Mestinya tiap saat kabinet bisa di-reshuffle, supaya ada efek jera terhadap para menteri,†ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia Sonny Harry Harmadi kepada Rakyat Merdeka Online (Selasa, 19/10).
Menurut pakar demografi itu efek jera sangat penting agar para menteri terdorong untuk bekerja dengan baik.
“Sekarang kan kesannya menteri-menteri cuma takut menjelang tanggal 20 Oktober saja,†tandasnya.
Sonny juga berharap masyarakat tidak mau begitu saja dijebak oleh isu evaluasi menteri setiap tanggal 20 Oktober. Ini bukan pendidikan politik yang sehat.
“Dalam periode kedua ini mestinya SBY nothing too lose. Harus berani tegas. Masa cuma dalam urusan teleconference di jalan tol Cikampek saja dia cuma bisa tegas,†ujarnya. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: