Ajakan itu disampaikan Menteri Pertanian Suswono pekan lalu di Bogor (Kamis, 14/10). Menurut Mentan Suswono, mengurangi konsumsi beras dapat memperkuat ketahanan pangan. Selain itu juga dapat mendorong ekspor bila terjadi surplus beras.
“Ini ajakan yang kejam,†ujar ekonom senior yang juga mantan Kepala Bulog, Rizal Ramli mengomentari seruan Mentan Suswono itu.
Pernyataan Mentan Suswono itu memang terdengar bagaikan pemanis bibir semata.
“Sejak awal saya prihatin mendengar Menteri Pertanian yang bolak balik mengatakan bahwa produksi pangan kita naik. Saya mohon maaf, saya mantan Kepala Bulog. Kalau hujan terus menerus selama sepuluh bulan, petani menaruh pupuk 100 kilogram di tanahnya, yang masuk tanah hanya 25 kilogram. Sedangkan yang 75 kilogram hilang terseret air,†ujar Rizal kepada Rakyat Merdeka Online (Senin, 18/10).
Selain itu, sinar matahari di musim hujan cuga sangat minim. Akibatnya, bulir-bulir padi kebanyakan kosong dan keropos.
Dengan demikian, usul yang disampaikan Mentan Suswono dianggap Rizal Ramli sebagai penghinaan terhadap akal sehat.
“Ini penghinaan. Kok pemerintah malah mendorong hal itu. Ada cara lain untuk meningkatkan produktivitas agar persoalan ini tidak berubaha menjadi malapateka,†demikian Rizal Ramli. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.