"Kalau melihat masalahnya, sebenarnya masalah bangsa ini berangkat dari bergulirnya reformasi. Saat itu, semangat perubahannya adalah semangat kemarahan sehingga semua produknya dilahirkan dari rasa marah," ujar Mubarok.
Reformasi, lanjut Mubarok, tidak berhasil meningkatkan tatanan hidup yang lebih baik.
"Kita harus sadar bangsa ini bangsa yang sakit, dan pemimpinnya juga sakit. Prosentasenya lebih baik elit yang sakit daripada rakyat yang sakit. Penyakitnya adalah penyakit politik. Dan kita harus kembali ke jati diri bangsa dan kitya juga harus asadar bahwa kiondisi kita sedang," imbuhnya.
[arp]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: