Penundaan itu justru membuat pengaruh Republik Maluku Selatan (RMS) menjadi lebih besar dibanding Kepala Negara Indonesia. Ini artinya semakin memberi ruang pada RMS untuk mempermalukan Indonesia.
“Kalau kita tidak sudi diganggu atau digertak-gertak RMS, ya datang dong ke Belanda. Jangan takut sekadar menghadapi RMS yang pemberontak,†ujar Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Center (SMC) Syahganda Nainggolan, Selasa malam (5/10).
Menurutnya, isu penangkapan SBY sangat tidak berdasar. Pasalnya SBY bukan tergolong penjahat perang yang dimusuhi kalangan internasional.
Dia juga mengatakan, kunjungan SBY ke Belanda mempunya nilai penting, terutama untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara di Eropa. Kunjungan ke Belanda juga dapat digunakan untuk pembicaraan lebih strategis, terkait hak Indonesia mendapatkan ganti rugi, baik selama masa penjajahan Belanda maupun di masa perang kemerdekaan. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: