Elit politik, terutama yang berasal dari internal koalisi pendukung SBY-Boediono, diminta untuk hati-hati mengeluarkan pernyataan politik, terlebih yang bisa menimbulkan instabilitas pemerintahan. Permintaan itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (23/9).
“Sekarang saatnya kita fokus bekerja keras untuk mensejahterakan rakyat, sebab rakyat menunggu perubahan, sesuai janji-janji yang sudah dikampanyekan,†pesan Tifatul.
Semua elemen koalisi pendukung SBY diharapkan mampu menunjukkan dan membuktikan kemajuan nyata yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Dukungan lebih dari 60 persen yang diraih SBY-Boediono dalam pemilihan presiden yang lalu adalah dukungan ril yang harus dibalas dengan kerja keras.
“Kalau Pemerintah SBY ini sukses, artinya itu kesuksesan kita semua. Jadi justru bukan disikapi dengan melakukan manuver-manuver politik sendiri-sendiri. Kan masa kampanye sudah selesai,†masih ujar Tifatul.
Pernyataan-pernyataan di atas disampaikan Tifatul menanggapi ramainya isu reshuffle kabinet yang dilontarkan berbagai pihak, termasuk oleh tokoh-tokoh dari koalisi pendukung pemerintah. Padahal isu tersebut tidak berdasar sama sekali, bahkan membuat kebingungan dan berpotensi menimbulkan instabilitas.
“Instabilitas politik itu harganya sangat mahal, secara ekonomi dapat menimbulkan ketidak pastian, akhirnya kerja keras Presiden SBY dan seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II jadi surut lagi ke belakang,†kata Tifatul.
Mantan Presiden PKS ini juga mengingatkan pentingnya kematangan berpolitik bagi semua pihak dan kemampuan menahan diri dari syahwat politik yang tidak bermanfaat. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: