Buton punya sejarah panjang, khasanah budayanya juga unik. Menyusuri sejumlah destinasi wisata di sana kita akan mendapatkan suguhan yang memanjakan mata, baik itu perkampungan Suku Buton, alamnya yang indah, juga lautnya sangat menawan.
Pulau menduduki urutan 130 di dunia ini memang syarat pesona. Dengan jumlah penduduk berada di rangking 73 dunia Buton ibarat raksasa yang baru bangun dari tidur. Berikut catatan perjalanan itu disajikan untuk dua tulisan. Selamat menikmati.
Sempat terlantar sekitar tujuh jam di Bandara S. Hasanadin Makasar akhirnya penderitaan itu terbayar lunas. Yah, ungkapan ini rasanya layak jadi pembuka, karena perjalanan menuju Buton memang menghadirkan heroisme tersendiri.
Kami harus pagi pagi, lebih tepat tengah malam bersiap untuk menuju bandara karena penerbangan ke Buton dilakukan dini hari. Menunpang Garuda Indonesia dari Soekartno Hatta kami terbang pukul 02.30 WIB.
Rasa berat menyergap karena sebenarnya menjadi waktu saat enak enaknya tidur. Perjalanan Jakarta hingga Makasar ditempuh sekitar 4 jam, namun karena selisih waktu kami mendarat pukul 07.10 pagi. Belum ada penerbangan langsung ke Buton, jadi satu satunya jalan transit di Makasar terelbih dahulu.
Delapan jam jelas bukan waktu yang pendek, daripada bengong seperti menunggu Godot, langkah cepat langsung kami putuskan cari rental mobil. Beberapa destinasi yang popular menjadi pilihan, seperti Pantai Losari, Benteng Roterdam, Masjid Kubah 99 Makasar, Trans Studio Makasar, Pantai Akkarena dan Masjid Raya Makasar.
Musibah yang membawa berkah, gara gara jadwal delay kami justru berkesempatan jalan jalan di Kota Angin Mamiri ini. Tak terasa waktu semakin mepet, dari satu destinasi ke destinasi kami sambangi seperti marathon. Pantai Losari, Masjid Kubah 99 Makasar tampak apik dan wouw.
Inilah ikhwal yang menjadi pembuka perjalanan menuju Buton. Sesuai info yang kami terima via pesan Whatsapp Wing Air akan terbang menuju Baubau Pk 15.00. Jadi agak mepet juga 30 menit sebelumnya kami harus sudah siap di Bandara. Beruntung pagi begitu mendarat kami langsung check in. Jadi tak perlu buang waktu untuk urusan ini.
Jussssss, puas keliling Makasar kami wusss pesawat Wings Air membawa kami ke Buton. Tepat Pk 16.00 kami mendarat di Bau Bau. Kami tak perlu repot dengan kendaraan dan tetek bengeknya untuk ke tempat menginap karena sudah ada kawan menjemput. Kami langsung di bawa ke Adios Villa.
Ini jadi kejutan. Meski sedikit telat karena tiba matahari nyaris surut di ufuk barat, tapi sayup sayup indahnya pemandangan pantai dan perkampungan yang menghampar di depan kami menghinap sungguh menakjubkan. Adios Villa berlokasi di bukit, menyeruak sedikit dari gazebo sungguh indah sekali. Gerimis kecil yang tersisa usai hujam lebat mengguyur menambah suasana benar benar fresh dan membuat suasana nyaman sekali.
Waktu beranjak larut, pemandangan malam berganti tema. Bukan lagi laut biru dan perkampungan rapi seperti permadani menghampar, kali ini cahaya malam kerlap kerlip menggoda sejauh mata memandang. Luaarr biasa, benar benar malam yang indah. Buton luar biasa. (bersambung-1).
Penulis adalah wartawan senior
BERITA TERKAIT: