Kepala BGN Dadan Hindayana mengaku akan terus memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksana program MBG. Salah satunya terkait adanya kasus siswa keracunan MBG.
“Sehingga dengan kejadian seperti ini kami melakukan perbaikan-perbaikan SOP,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 6 Mei 2025.
Adapun SOP yang akan diperbaiki antara lain terkait pemilihan bahan baku makanan yang lebih selektif lagi. Mengingat dari sejumlah kasus keracunan ditengarai makanan yang telat disajikan.
“Karena ini terjadi di PALI (Penukal Abab Lematang Ilir di Sumsel) di mana ikan diterima hari Jumat kemudian dimasukkan ke dalam
freezer, pada saat dimasak dikeluarkan kemudian diolah setengah matang, setelah diolah setengah matang, masuk lagi ke dalam
freezer, kemudian diolah. Dan setelah dites dalam keadaan baik,” tuturnya.
“Tapi terjadi di lapangan kami kemudian memutuskan pemilihan bahan baku harus lebih selektif, mungkin lebih
fresh akan lebih baik,” sambungnya.
Selain itu, Dadan juga memastikan bakal menerapkan mekanisme distribusi sekolah, termasuk penyimpanan-penyerahan makanan kepada siswa yang lebih singkat.
“Dan kami ingin menetapkan kewajiban untuk uji organoleptik di sekolah sebelum makanan ini dibagikan. Kami akan tugaskan orang tertentu untuk uji organoleptik,” tegasnya.
Selanjutnya, Dadan juga bakal menggelar pelatihan-pelatihan terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar program MBG terus membaik ke depannya.
“Pelatihan ini kelihatannya harus dilakukan rutin minimal dua bulan sekali supaya kelengahan-kelengahan itu tidak terjadi,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: