Meskipun di tahun 2020, ekonomi nasional mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen, namun mampu bangkit di 2021 dengan tumbuh positif sebesar 3,69 persen dan meroket di tahun 2022 sebesar 5,31 persen, lantas melemah di tahun 2023 sebesar 5,05 persen.
Namun, Fraksi Gerindra DPR mengapresiasi langkah pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya resesi di Indonesia lewat kebijakan fiskal yang apik.
"Fraksi Partai Gerindra perlu memberi apresiasi yang sebesarnya kepada pemerintah dalam menghadapi kondisi dinamika global dan nasional serta berbagai guncangan dan tantangan yang tidak mudah beberapa tahun terakhir pemerintah telah mencatatkan keberhasilan dan capaian yang positif,” ucap Jurubicara F-Gerindra Wihadi Wiyanto ketika membacakan pandangan fraksi terkait Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Pikiran Kebijakan Fiskal (KEM-PKF) 2025 dalam rapat paripurna, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (28/5).
“Setelah berhasil keluar dari kemelut dan dampak pandemi Covid 19, Indonesia masuk kelompok atas
upper middle countries dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan terjaga,” sambungnya.
Fraksi Gerindra menuturkan keterangan pemerintah lewat KEM-PKF 2025 telah dibahas secara komprehensif di DPR dan menyepakati pertumbuhan ekonomi ke depan harus inklusif, dan berkelanjutan.
Menurutnya, APBN tahun depan harus bisa menyejahterakan rakyat dengan adanya kebijakan yang tidak membebani rakyat agar tercapai visi Indonesia Emas 2045.
"APBN tahun 2025 perlu disusun sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan konstitusi. Karena itu, transformasi pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan, menjadi perhatian bersama seluruh komponen bangsa ke depan, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: