Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, mengatakan, secara keseluruhan jemaah haji mendapat makan 27 kali selama di Madinah, dan 84 kali selama di Makkah.
"Dan selama di Armuzna, jemaah mendapat 15 kali makan, ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah. Ada 57 dapur di Makkah dan 21 di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia," kata Widi, dikutip dari
Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (24/5).
Bahkan, makanan yang dikonsumsi jemaah haji menggunakan bumbu produk Indonesia, agar bisa menghadirkan cita rasa Nusantara.
Tahun ini lebih 70 ton bumbu didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton. Untuk pemenuhan kebutuhan itu, pemerintah melibatkan UMKM," katanya.
Setidaknya ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia, rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.
"Juru masak juga dari Indonesia. Menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya, dengan menu cita rasa Nusantara," jelasnya.
PPIH Arab Saudi memastikan menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya.
"Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai tangan jemaah, makanan dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel tempat jemaah menginap, sebelum waktu makan tiba," ucapnya.
PPIH juga mengimbau agar segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan, sebelum batas waktu yang tertera dalam box. Jangan mengkonsumsi melewati batas waktu sebagaimana tertera dalam box makanan.
“Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: