Menurut Mudradjad, berdasar data terakhir, masih ada 25,9 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.
"Kalau kita lihat dalam 10 tahun terakhir, dari 2014, kemiskinan turun dari 11,2 menjadi 9,3. Hanya sedikit turunnya, kurang lebih 1,4 persen saja," kata Mudradjad, pada diskusi Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita bertajuk "Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres 2024", secara virtual, Minggu malam (12/5).
Dia pun mempertanyakan strategi menurunkan kemiskinan hingga di bawah 6 persen sebagaimana dicanangkan Prabowo-Gibran.
"Saya usul kepada pemerintah terpilih nanti, kita harus menggunakan tiga pendekatan untuk melenyapkan kemiskinan di negeri ini," terangnya.
Pertama, pemberian bantuan sosial (Bansos) tetap dilanjutkan, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH) dan lainnya, untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin.
"Tapi yang lebih mendidik adalah yang kedua, yakni diajari mancing, itulah pemberdayaan masyarakat. Jadi, bantuan langsung kepada kelompok miskin, dan kecamatan atau desa miskin, sangat penting," tuturnya.
Dan yang ketiga, dibantu agar punya "pancing dan perahu sendiri". Seperti pemberdayaan UKM, agar ada restrukturisasi kredit plus subsidi bunga, peningkatan kredit tanpa agunan atau bunga rendah.
"Dan mendorong startup wirausaha baru. Juga program kemitraan dan bina lingkungan dari BUMN perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan UMKM di negeri ini," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: