"Prabowo ini sudah tiga kali ikut kontestasi Pilpres dan selalu kalah, sehingga wajar di Pilpres 2024 ini dia sangat hati-hati dan selektif dalam setiap mengambil langkah dan strategi politik, termasuk menentukan cawapres," ujar pengamat politik Sentral Politika Subiran Paridamos kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/10).
Pada Kamis kemarin (19/10), bapaslon yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Amin), serta bapaslon yang diusung partai-partai Koalisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Gama) sudah mendaftar ke KPU RI.
Sementara sikap diam Prabowo yang sampai hari ini tak kunjung diungkap ke publik, menurut Subiran, memperkuat dugaan adanya ketakutan dari ketua umum Partai Gerindra itu bisa mengalahkan bapaslon Amin maupun Gama.
Karena belakangan, sosok yang kerap disapa Biran itu, mendapati isu Prabowo menginginkan dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo dalam bentuk pengusungan Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapresnya.
"Prabowo ini membentuk keyakinan dalam dirinya sejak rekonsiliasi dengan Presiden Jokowi, dengan bergabung di kabinet tahun 2019-2024, bahwa untuk menang Pilpres dia butuh dukungan penuh dari Presiden Jokowi yang sudah dua kali mengalahkannya. Sayangnya Presiden Jokowi tidak mungkin mengeluarkan statement terbuka untuk mendukung Prabowo," kata Biran.
"Satu-satunya cara untuk memastikan dukungan penuh Presiden adalah dukungan relawan dan dukungan anak presiden semisal Gibran mau jadi cawapres atau tidak," demikian magister ilmu komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu menambahkan.
BERITA TERKAIT: