Profesionalitas ini dibuktikan dengan mengecek langsung kelengkapan senpi tersebut, dari mulai surat-surat kepemilikan sampai yang menerbitkan izin bila ada.
"Terkait temuan 12 pucuk senpi, Ditintelkam Polda Metro Jaya akan bekerja sama dengan Baintelkam. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengecek senpi-senpi tersebut, apakah merupakan senpi asli atau rakitan? Jika asli, legal atau tidak? Dilengkapi izin atau tidak?" kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (30/9).
"Siapa saja yang diberikan izin? Apakah izinnya diberikan sesuai prosedur atau tidak? Apakah surat izin masih berlaku atau sudah kedaluwarsa?" sambung Poengky.
Jangan sampai karena posisi Syahrul adalah pejabat tinggi negara, kasus ini mandek di tempat. Poengky berharap kasus ini dapat dibuka ke publik secara transparan.
"Ya kita tunggu hasilnya (penyelidikan) ya," tandas Poengky.
Upaya penggeledahan yang dilakukan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah dinas Mentan tak hanya mengamankan uang sekitar Rp30 miliar, namun juga menemukan 12 pucuk senpi.
Jurubicara KPK, Ali Fikri menyebut, pihaknya hanya membawa barang bukti terkait perkara yang sedang dalam proses penyidikan. Sehingga, temuan senjata api tersebut diserahkan ke Polda Metro Jaya.
"Ada yang bertanya, apakah betul ada senpi (senjata api)? Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polda terkait temuan yang ada dalam proses penggeledahan dimaksud," kata Ali di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (29/9).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) percaya Polda Metro Jaya akan mampu profesional dalam menangani kasus temuan 12 pucuk senjata api (senpi) di rumah dinas Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, di Jalan Widya Chandra V Nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 
.jpeg)
BERITA TERKAIT: