"Prabowo masih resisten menurut saya, karena ia belum aman-aman betul untuk mendapatkan tiket Pilpres 2024 mendatang," ujar Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa pagi (12/9).
Menurut Saiful, jika ada perubahan dinamika politik, sangat mungkin Partai Golkar dan PAN meninggalkan Prabowo di tengah jalan.
"Ini kan politik, semua serba bisa terjadi, termasuk misalnya pada akhirnya Prabowo tidak dapat maju Pilpres 2024 mendatang karena ditinggalkan PAN dan Golkar," kata Saiful.
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, jika terdapat ketidaksamaan dalam penentuan bacawapres, maka sangat rentan bagi koalisi Gerindra, Golkar dan PAN untuk cerai di tengah jalan.
"Saya kira baik Golkar dan PAN pasti ingin menempatkan kader terbaiknya pada posisi cawapres, jika hal tersebut tidak diakomodir, bisa jadi keduanya akan pindah dan lebih memilih secara rasional yang dapat menampung aspirasi partai," terang Saiful.
Apalagi, kata Saiful, jika pada akhirnya Presiden Joko Widodo lebih memilih dan mendukung Ganjar, Prabowo semakin berpeluang ditinggal Golkar dan PAN.
"Untuk itu, Prabowo tidak boleh merasa di atas angin, karena semua masih serba bisa terjadi, termasuk ia tidak mendapatkan tiket pada Pilpres 2024 mendatang," pungkas Saiful.
BERITA TERKAIT: