Pandangan itu disampaikan pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Andi Yusran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/7).
Menurut Andi, kedua partai itu sulit bersatu karena masing-masing telah mendeklarasikan calon presidennya, PDIP Ganjar Pranowo dan Gerindra Prabowo Subianto.
Analisa Direktur Eksekutif Lanskap Politik Indonesia (LPI), Gerindra mendapatkan dukungan dari Golkar apabila tandem wakil Prabowo adalah sosok yang memang dikehendaki oleh partai berlambang beringin.
"Golkar akan sangat tergantung kepada siapa yang akan ditandemkan dengan Prabowo sebagai cawapres," jelas Andi.
Pandangan Andi, jika Erick Tohir atau Airlangga Hartarto yang dipilih untuk mewakili Prabowo Subianto, maka Golkar sangat mungkin bergabung koalisi Gerindra.
"Peluang Golkar bergabung dengan koalisi Gerindra sangat mungkin terjadi dan begitu juga sebaliknya," pungkas Andi.
Sejauh ini, Gerindra masih membangun kerjasama politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan dalam urusan penentuan capres dan cawapres, kedua orang yang menjadi penentu adalah Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar.
BERITA TERKAIT: