Terbaru, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) melepas 30 mahasiswa Indonesia untuk magang di perusahaan manufaktur
antilock braking system (ABS) di Hungaria.
Luar negeri menjadi pilihan karena banyak negara memasuki periode
aging population, sehingga meningkatkan kebutuhan tenaga kerja muda dari luar negeri. Sementara di dalam negeri, tempat magang masih terbatas.
Kegiatan magang mahasiswa ke luar negeri ini dilakukan melalui kerja sama Kadin dan Markija Berdaya. Mahasiswa politeknik dan sekolah vokasi akan ditempatkan magang selama 1 sampai 2 tahun di negara-negara industri.
“Program ini menjadi salah satu
prototyping yang akan terus dimonitor. Artinya, pemerintah memonitor keberhasilan adik-adik mahasiswa di Hungaria," jelas Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (12/6).
Setelah pulang dari luar negeri, mahasiswa magang tersebut diharapkan akan memperkuat industri dalam negeri.
Para peserta magang akan mendapatkan transfer kredit sebesar 20 SKS setiap semester sesuai standar magang yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berdasarkan usulan Kadin Indonesia.
Selain itu, peserta magang juga akan mendapatkan uang saku dan fasilitas seperti akomodasi dan asuransi sesuai standar di negara tujuan.
Program ini telah dimulai sejak tahun 2022 dan Indonesia telah mengirimkan 616 mahasiswa yang berasal dari 60 politeknik di seluruh Indonesia untuk mengikuti pemagangan pada 32 industri di Hungaria. Saat ini, masih ada sekitar 800 mahasiswa lain yang sedang dalam proses persiapan pemberangkatan.
"Manfaatkan kesempatan agar dapat memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Jangan ragu belajar dan meminta pekerjaan yang praktikal untuk dipelajari. Jangan lupa juga untuk terus bertanya,” tutup Menko Airlangga.
BERITA TERKAIT: