Hasil rilis berbagai lembaga survei, Prabowo dan Ganjar selalu bergantian menempati peringkat pertama dan kedua. Dua sosok itu kemudian dinilai paling berpeluang memenangkan Pilpres 2024.
Menurut pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, penilaian itu tentu masuk akal bila hasil survei yang dirilis memang memenuhi standar objektifitas.
“Lembaga survei melakukan penelitian semata berdasarkan kaidah survei, tanpa ada pretensi untuk memenangkan orang atau pihak tertentu,” kata Jamiluddin ketika berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/6).
“Namun banyak pihak sudah meragukan survei seperti itu. Survei belakangan ini dinilai sudah bias karena lembaga survei dibebani banyak kepentingan,” tegas Jamiluddin menambahkan.
Mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini mengatakan di dalam lembaga survei ada yang berperan juga sebagai tim sukses dari sosok atau pihak tertentu.
“Akibatnya, mereka tidak dapat lagi melakukan survei sesuai kaidah-kaidah survei yang seharusnya dilakukan. Hasil survei justru digunakan untuk menggalang pendapat umum. Upaya demikian memang kerap terlihat dalam setiap merilis hasil survei,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: