Terbaru, China meminta agar APBN Indonesia menjadi jaminan pinjaman utang proyek KCJB.
"Mereka (China) maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang," kata Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, Senin lalu (10/4).
Luhut mengaku masih berusaha agar penjaminan utang dilakukan melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PII.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia gagal melobi China untuk menurunkan bunga utang kereta cepat hingga 2 persen. Dari yang awalnya berbunga 4 persen, lobi-lobi pemerintah hanya mampu menurunkan bunga utang sebesar 3,4 persen.
Meski masih terlampau tinggi, Luhut menyebut besaran bunga tersebut masih masuk akal dan mampu dibayar Indonesia.
"Misalnya 3,4 persen,
we are doing ok, walaupun enggak oke-oke amat," lanjut Luhut.
Saat ini, biaya megaproyek KCJB membengkak hingga 1,2 miliar dolar AS atau sebesar Rp 18,02 triliun. Dengan begitu, praktis biaya total megaproyek yang berjalan sejak tahun 2016 itu telah mencapai 7,27 miliar dolar AS.
Indonesia pun menegosiasi pinjaman dari pihak China sebesar 560 juta dolar AS untuk menutup pembengkakan tersebut.
BERITA TERKAIT: