"Upaya pendekatan yang dilakukan Anies tidak bisa dicap membelah suara PDIP karena sejauh ini partai tersebut belum mendeklarasikan bakal capresnya," kata pengamat politik dari Indonesia Political Power, Ikhwan Arif kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (16/11).
Sejauh ini, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sama sekali belum mendeklarasikan bakal capres maupun cawapres 2024.
Oleh karenanya, keliru jika manuver Anies ke Solo tersebut dianggap sebagai upaya memecah-belah suara PDIP.
Sebaliknya, apa yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu lumrah karena sudah dideklarasikan sebagai bakal capres oleh Nasem.
"Upaya pendekatan politik Anies terhadap tokoh politik sangat lumrah karena sampai hari ini yang sudah terang-terangan mendeklarasikan maju sebagai capres bisa dihitung jari," sambungnya.
"Kecuali PDIP sudah mendeklarasikan nama bakal capres, itu lain cerita. Tapi kan sekarang PDIP masih menunggu instruksi Megawati," tandasnya.
Politisi PDIP, Said Abdullah sebelumnya memaknai pertemuan Anies dan Gibran sebagai upaya memecah-belah suara PDIP.
Said bahkan menyebut Anies hendak menjadi
king maker untuk memuluskan Gibran menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau Anies mau majukan Gibran, Anies enggak punya partai, Gibran kader PDI Perjuangan. Itulah
tricky politik Anies saja untuk memecah-belah PDIP," ujar Said Abdullah.
BERITA TERKAIT: