Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno meminta agar pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Jangan sampai kenaikan harga Solar dan Pertalite dilakukan secara serampangan.
“Tentang rencana kenaikan harga Solar, Pertalite dan LPG 3 kg, harus dilakukan secara bertahap dan sangat hati-hati,†ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Kamis (14/4).
Eddy Soeparno tidak menyangkal bahwa negara memang sedang menghadapi beban keuangan yang berat. Namun demikian, kondisi rakyat yang baru saja terdampak pandemi harus dimengerti pemerintah.
“Beban keuangan negara memang berat, tapi beban hidup masyarakat tidak kalah beratnya saat ini,†tegasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah mengatakan bahwa penyesuaian harga Pertalite dan Solar akan menjadi langkah jangka menengah-panjang pemerintah dalam menghadapi harga minyak dunia yang kini mencapai 100 dolar AS per barrel.
Konflik geopolitik Rusia-Ukraina membuat harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) per Maret 2022 sebesar 98,4 dolar AS per barel. Padahal asumsi APBN 2022 hanya 63 dollar AS per barrel.
“Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4).
Harga Pertalite saat ini masih banderol Rp 7.650 per liter, sementara Solar masih dijual seharga Rp Rp 5.150 per liter.
BERITA TERKAIT: