Ossy Dermawan mengeluarkan pernyataan tersebut menyikapi bergabungnya Max ke Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas).
Di depan petinggi Partai Emas, Max menegaskan bahwa dirinya merupakan deklarator Partai Demokrat.
Menurut Max, Ossy kurang memahami sejarah Demokrat. Karena Ossy terbilang orang baru di partai berlambang bintang mercy tersebut.
"Mas Ossy adalah orang yang baru bertugas sebagai Sespri (Sekretaris Pribadi) Pak SBY setelah selesai mengabdi sebagai presiden. Makanya Mas Ossy sebaiknya pelajari sejarah Partai Demokrat secara utuh," kata Max yang dikutip
Kantor Berita RMOLJakarta, Senin (14/12).
"Di tahun 2002 itu Mas Ossy ada di mana? Menyebut tempat dan waktu deklarasi saja salah," sambungnya.
Ossy memang sempat menyatakan, dari 99 nama deklarator Partai Demokrat pada 9 September 2001, tak ada nama Max Sopacua.
Deklarasi Partai Demokrat, kata Ossy, dilakukan di Gedung Graha Pratama Lantai 11, Jakarta Selatan, di depan notaris Aswendi Kamuli.
Nah, menurut Max, tak ada deklarasi di Gedung Graha Pratama Lantai 11. Karena tempat itu merupakan kantor almarhum Ventje Rumangkang.
"Yang disebut deklarasi oleh Mas Ossy itu adalah penandatanganan akta pendirian Partai Demokrat di depan notaris Aswendi Kamuli, dan itu bukan tanggal 9 September tapi tanggal 10. Mengapa akhirnya menjadi tanggal 9 September? Itu usulan almarhum Ventje Rumangkang agar menyamakan dengan ulang tahun Pak SBY," ungkap Max.
Max mengaku tak ikut serta dalam penandatanganan akta pendirian oleh 15 orang dan sisanya diwakilkan oleh Ventje tersebut.
Sebab waktu itu Max masih berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Apalagi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) saat itu, Faisal Tamin, telah mengingatkan agar seluruh PNS tak berpolitik.
"Namun yang penting adalah deklarasi, dan saya di OC (Organizing Committee). Deklarasi Partai Demokrat itu tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Centre, dilanjutkan dengan rakernas di Hotel Indonesia," beber Max.
Menurut Max, ketika deklarasi dan rakernas Demokrat, SBY tidak hadir. Sebab masih menjabat Menko Polhukam dalam kabinet yang dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Mas Ossy bisa tanya ketum pertama Prof Budhisantoso atau yang lain di antaranya saudara Steven Rumangkang, putra almarhum Ventje Rumangkang yang duduk di pengurus Partai Demokrat. Sehingga Mas Ossy tidak memberikan pernyataan yang keliru kepada pers," tutup Max.