Poyuono menuding Andi Arief menjadi korban kegagalan pemerintah Jokowi dalam pemberantasan narkoba di Indonesia.
"Pernyataan itu jelas tendensius, insinuatif dan bisa dibaca sebagai upaya mengambinghitamkan pemerintahan Jokowi atas tindakan individual yang dilakukan seorang pengurus partai pendukung Prabowo," tegas Koordinator Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko di Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/3).
Komunitas Ksatria Airlangga adalah forum alumni Universitas Airlangga yang pada 11 Januari 2019 mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres Jokowi-Maruf Amin.
Teguh mengatakan tertangkapnya Andi Arief justru mengindikasikan keseriusan pemerintah, dalam hal ini kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam upaya memberantas peredaran narkoba.
Dalam pandangan Teguh, selain salah sasaran, pernyataan Poyuono juga memalukan.
"Kita jadi tahu bagaimana kualitas politisi kita yang begitu gampang memelintir fakta demi kepentingan kelompoknya," katanya.
Karena itu Teguh mendesak kepolisian memprioritaskan penyelidikan kasus Andi Arief agar masyarakat tahu kejadian yang sebenarnya.
"Para politisi jangan bicara sembarangan. Publik sudah cerdas untuk menilai siapa yang gemar memutarbalikkan fakta," pinta Teguh.