PA 212: Islam Dengan Politik Tidak Bisa Dipisahkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Selasa, 19 Februari 2019, 15:55 WIB
PA 212: Islam Dengan Politik Tidak Bisa Dipisahkan
Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar/RMOL
rmol news logo . Polemik soal adanya politisasi agama jelang Pemilu serentak 2019 menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dianggap sebagai pihak sering melakukan politisasi agama.

Menurut Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar, di dalam Islam juga diperintahkan untuk berpolitik.

"Bahwa politik dalam Islam itu suatu keniscayaan. Bagian dari ajaran agama Islam. Dulu ketika saya masih Katolik saya diajarkan bagaimana berpolitik, dan saat saya masuk Islam lebih diajarkan berpolitik karena Islam dengan politik tidak bisa dipisahkan," kata Bernard dalam diskusi bertajuk "Politisasi Agama Era Jokowi?" di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (19/2).

Menurut dia, Rasulullah SAW juga melakukan politik hanya saja praktiknya berbeda dengan kondisi sekarang.

"Rasul berpolitik, bedanya saat itu Rasul tidak punya istana, sekretariat dan kantor, bahkan seluruh politik ekonomi dan peradaban dilakukan di dalam masjid sampai khalifah Ali bin Abi Thallib, dan sejak Muawiyyah baru dipisahkan antara masjid dengan Istana," pungkasnya.

Pembicara lain dalam dikusi ini: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais, serta lawyer dan pengajar hukum Teuku Nasrullah. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA