Hal itu disampaikan UIN Syarif Hidayatullah Ali Munhanif dalam diskusi dengan tema "Berbalas Pantun Politik Identitas di Ujung Tahun: Siapa Untung, Siapa Buntung" di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/12).
"Dugaan saya pelbagai mobilisasi kultural keagamaan bakal dilakukan, karena cara itu mudah dan murah untuk dilakukan. Sebab, kedua kubu belum menemukan program yang mencerdaskan ke publik," tegas Ali.
Buktinya, sambung Ali, akhir ini muncul narasi aspek kultural primordial dalam segala hal. Contoh misal, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Maruf Amin yang menegaskan kesiapan memenuhi tawaran tes baca Alquran dari Ikatan Dai Aceh.
"Dugaan saya politisasi aspek primodial dari masing-masing calon pasangan semakin meningkat," lanjut Ali.
Sebenarnya, kata Ali, identitas kultural dan agama tersebut tampak terus diolah untuk kemenangan pilpres dan terkesan sejumlah partai terus memproduksi politik identitas. Dampaknya adalah tidak akan menaikkan elektabilitas kedua pasangan calon
"Melihat hasil survei dibeberapa lembaga, perolehan suara masing tidak beranjak. Jokowi-Amin misalnya dikisaran 53-58 persen (Hasil survei) kemudian Prabowo-Sandi hanya 43-46 persen. Pertarungan pilpres tidak berubah banyak," demikian Ali.
[jto]
BERITA TERKAIT: