Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gelora Bung Karno, Bulu Tangkis, Dan Sukhoi, Ikon Hubungan Baik Indonesia-Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Minggu, 19 Agustus 2018, 15:16 WIB
Gelora Bung Karno, Bulu Tangkis, Dan Sukhoi, Ikon Hubungan Baik Indonesia-Rusia
Sukarno Dan Nikita Khrushchev/Repro
rmol news logo Sabtu malam (18/8), miliaran pasang mata warga dunia diarahkan ke satu titik penting di Jakarta: Gelora Bung Karno (GBK).

Upacara pembukaan Asian Games ke-18 berlangsung dengan meriah dan spektakuler. Melibatkan ribuan penari dan penyanyi, berbagai atraksi, hingga panggung gunung, hutan dan air terjun buatan yang diterangi lampu sorot berwarna-warni.

GBK adalah salah satu bukti hubungan baik dua negara, Indonesia dan Rusia.

Dengan dana bantuan berupa kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dolar AS, GBK mulai dibangun pada Februari 1960.

Uni Soviet adalah “pendahulu” Federasi Rusia yang bubar di akhir 1991.

Stadion utama dan beberapa bangunan lainnya di kompleks Senayan disiapkan untuk menyambut Asian Games ke-4 yang diselenggarakan tahun 1962.

Di ajang bergengsi Asia itu Indonesia menempati posisi kedua dalam perolehan medali, dengan 21 emas, 26 perak dan 30 perunggu. Adapun Jepang menempati posisi pertama dengan 73 emas, 65 perak dan 23 perunggu.

Masih di era Sukarno, pada tahun 1963 GBK juga menjadi lokasi pelaksanaan pesta olahraga internasional Games of the New Emerging Forces atau kerap disingkat Ganefo.

Pesta olahraga ini kerap disamakan dengan tandingan Olimpiade. Sebagian besar pesertanya adalah negara-negara yang baru mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Barat setelah Perang Dunia Kedua berakhir tahun 1945.

Ganefo pertama diikuti 2.700 atlet dari 51 negara.

Dalam pesta olahraga ini, Indonesia menempati urutan ketiga dengan 17 emas, 24 perak dan 30 perunggu. Sementara Republik Rakyat China dan Uni Soviet berada di posisi pertama dan kedua dengan masing-masing mendapatkan 65 dan 39 emas.

Tentang arti penting GBK bagi persahabatan Indonesia dan Rusia baru-baru ini disampaikan Dutabesar Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.

Ketika berbicara pada Hari Nasional Rusia bulan Juli lalu, Dubes Vorobieva mengatakan, pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta turut membanggakan Rusia karena pembukaannya dilakukan di GBK yang dibangun oleh Uni Soviet atas permintaan Bung Karno.

"Selamat berjuang untuk Tim Garuda dalam mendapatkan sebanyak mungkin medali," kata Dubes Vorobieva memberi semangat.

Bukti lain hubungan baik kedua negara adalah badminton atau bulutangkis.

Hal ini disampaikan Dutabesar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia, Wahid Supriyadi, ketika  santap pagi dengan penulis, Sabtu pagi (18/8) di KBRI Moskow.

Menurut Dubes Wahid, kini olahraga bulutangkis menjadi salah satu olahraga wajib di sekolah-sekolah Rusia dan diperkenalkan kepada generasi muda Rusia sejak usia dini. Mencari lapangan bulutangkis yang kosong pun akhir-akhir ini semakin sulit, karena selalu full book.

Dalam All England 2016 yang lalu, pemain ganda putra Rusia, Vladimir Ivanov dan Ivan Sozonov, berhasil meraih medali emas setelah menaklukkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo dan Kenichi Hayakawa, di babak final.

Tidak berlebihan rasanya bila dikatakan bahwa salah satu kunci penting di balik keberhasilan ganda putra Rusia ini adalah keterlibatan pelatih bertangan dingin asal Indonesia, Atik Jauhari.

Pria kelahiran Tangerang tahun 1949 ini juga merupakan orang di balik sukses Indonesia meraih tujuh Piala Thomas sebelumnya.

Setelah malang melintang, membantu timnas badminton berbagai negara, dari Swedia, Thailand, dan India, pada tahun 2011 Atik berlabuh di Rusia.

Sebetulnya ada satu lagi ikon hubungan baik kedua Rusia dan Indonesia. Yaitu: pesawat tempur Sukhoi.

Baru-baru ini Indonesia telah menandatangani pembelian belasan Sukhoi Su-35 untuk memperkuat skuadron pertahanan udara nasional.

Dubes Wahid yakin, hubungan baik antara Indonesia dan Rusia akan terus meningkat di masa mendatang. Sejak bertugas di Moskow pada tahun 2016, Dubes Wahid sudah tiga kali menyelenggarakan Festival Indonesia. Dari setiap penyelenggaraan, terlihat kenaikan animo dan perhatian masyarakat Rusia yang signifikan terhadap Indonesia.

Festival Indonesia pertama di tahun 2016 diikuti 30 booth atas stand produsen Indonesia, dan dihadiri tak kurang dari 68 ribu pengunjung. Setahun kemudian, Festival Indonesia diikuti 70 produsen asal Indonesia, dan dihadiri tak kurang dari 91 ribu pengunjung.

Sementara Festival Indonesia ketiga yang baru berakhir diikuti 85 stand Indonesia dan puluhan stand Rusia, dengan pengunjung sebanyak 135 ribu orang. Festival Indonesia ketiga ini diselenggarakan di Krasnaya Presnya dengan area seluas 16,5 hektare.

“Kini volume perdagangan Indonesia dan Rusia meningkat 25 persen, menjadi 3,27 miliar dolar AS, dan Indonesia surplus sebesar 1,7 miliar dolar AS,” ujarnya.

Dubes Wahid menambahkan, saat ini Indonesia dan Rusia tengah mempersiapkan kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Jakarta. Dalam pertemuan itu direncanakan, Presiden Joko Widodo dan Presiden Putin akan menandatangani dokumen hubungan partner strategis.

Menurut Indonesianis asal Moskow, Prof. Alexei Drugov, hubungan baik antara Indonesia dan Rusia memang berpotensi meningkat semakin signifikan di masa yang akan datang. Menurutnya, kedua negara tidak punya masalah bilateral, dan Rusia tidak pernah dianggap sebagai ancaman oleh Indonesia.

“Di sisi lain, perang dagang antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China saat ini bisa menjadi faktor yang semakin mendekatkan hubungan baik Indonesia dan Rusia,” ujar Prof. Drugov dalam perbincangan dengan redaksi ketika menghadiri perayaan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia di KBRI Moskow.

“Sentimen positif dan penghargaan warga Rusia pada sosok Sukarno masih sangat tinggi,” katanya lagi.

Dengan ini semua, pantaslah bila Prof. Drugov, Dubes Wahid dan Dubes Vorobieva, serta kita semua menunggu kelahiran ikon-ikon baru hubungan baik kedua negara. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA