Sandi tiba di gedung KPK pukul 1 siang. Turun dari mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu, Sandi dengan senyum lebar menyapa wartawan. Sandi yang "mendadak santri" mengenakan kemeja lengan pendek warna biru muda, celana bahan warna krem, plus kopiah hitam. Pakaian itu sama seperti yang ia kenakan saat deklarasi capres-cawapres pekan lalu.
Eks wagub DKI itu tak sendirian. Dia didampingi Sudirman Said. "Saya diantarkan sahabat saya Pak Sudirman, akan melakukan pelaporan LHKPN melalui elektronik LHKPN. Seperti teman-teman tahu, bahwa setiap 3 bulan saya selalu melaporkan LHKPN saya," tutur Sandi.
Sandi merahasiakan berapa jumlah hartanya. Yang pasti, jumlahnya diyakini akan berubah ketimbang LHKPN-nya pada Pilgub DKI tahun 2017 lalu. Saat itu, Sandi tercatat menjadi cawagub terkaya dibandingkan tiga pasang cawagub lainnya. Harta yang tercatat yakni Rp 3,85 triliun dan US$10.347.381.
Kenaikan itu terjadi karena sebagian besar harta Sandi tercatat di pasar modal. "Terakhir selalu ada perubahan karena jumlah yang dilaporkan itu sesuai dengan kurs dan juga sesuai dengan harga-harga di pasar modal. Jadi karena sebagian besar mungkin 90 persen daripada yang dilaporkan itu tercatat di bursa," bebernya. "Itu menjadi perhatian kami. Maka setiap 3 bulan kami selalu melakukan pelaporan."
Senada, Sudirman Said yang mengaku menjadi salah satu anggota tim pemenangan Prabowo-Sandi juga menyebut harta Sandi naik gegara melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang kemarin mencapai titik terendah sejak 2015: Rp 14.625 per dolar AS.
"Nanti kalau anda lihat websitenya maka kenaikannya cukup signifikan karena kurs dolar terhadap rupiah begitu naik begitu tinggi harga saham juga naik," ujar Sudirman.
Sudirman mengungkapkan salah satu saham Sandiaga yang naik signifikan adalah perusahaan yang didirikannya PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Saham SRTG melesat naik hingga 2,96 persen ke level Rp 3.820 per saham saat sesi awal perdagangan pada Jumat, 10 Agustus 2018 atau saat Sandiaga bersama Prabowo mendaftar ke KPU.
Netizen mengomentari berpengaruhnya dolar terhadap kekayaan Sandiaga Uno. Ada yang menyebut, gegara dolar ngamuk, Sandi ketiban pulung. "Pelemahan rupiah terhadap dolar AS menjadi keuntungan sandiaga uno, hartanya jadi naik, bisa buat biaya kampanye," cuit @AlsNugrahaa di Twitter. "Sementara ada menarik keuntungan hebat dari resesi yang kita alami," sambung @sugi_0706.
Sementara @PrasetyoRahard suudzon dengan menyebut Sandi sebetulnya berharap dolar terus naik. "Gitu teriak ekonomi sulit, dalam hatinya pengen dolar ngamuk terus-terusan," kicaunya.
Ada pula yang menuding orang-orang seperti Sandi-lah yang membuat rupiah melemah. "Ternyata rupiah melemah gara-gara Sandi pegang dolar," ujar user setiai di kolom komentar media online. "Makanya kalau dolar naik dia makin senang. Mungkin kerjaan mereka pun yang buat naik dolar," sambung Yusri.
Alexandra menyerang kubu pendukung Prabowo-Sandi yang justru menyalahkan pemerintahan Jokowi atas ngamuknya dolar. "Sandi bersyukur nilai dolar naik. Sementara koalisinya nyinyirin Jokowi tentang ekonomi Indonesia dengan naiknya dolar," tulisnya. "Gerombolan lu yang dibawah mengecam dolar naik. Elitnya untung besar," ujar Ibg Wirastana merujuk pada para pendukung Prabowo-Sandi.
Senada, user w13nd mencoba membuka mata pendukung Prabowo-Sandi tentang kenaikan dolar yang menguntungkan pasangan itu. "Makanya jangan cuman pada nyinyir soal rupiah naik. lihat tuh cawapres ente, dibuat untung karena dolar naik!!!" tegasnya.
Akun @EfuMuslimin juga mengkritik Sandiaga. "Belum apa-apa sudah bersenang-senang di atas penderitaan rakyat." Akun SemogaDapatPresidenAmanah menyarankan Sandi melepas dolar. "Jika @sandiuno memang Cinta NKRI harusnya melepas uang dolarnya. Tapi malah sebaliknya menyimpan dolar sebanyak mungkin, ga peduli ekonomi Indonesia seperti apa, rakyat tidak bisa membeli Sembako. Orang seperti ini apa layak kalian pilih jadi cawapres?," kritiknya. "#2019tolakcapresdolar," sambar Hartono Lilik.
User Ariefprimajaya menyebut, dengan kekayaan yang naik lantaran ngamuknya dolar itu, tak heran Sandi bisa "membeli" PKS dan PAN seperti yang dikatakan Andi Arief. "Pantesan bisa beli 2 parpol gurem sekaligus. Ini bukti hubungan langsung antara dolar dan kardus," sindirnya. "Berarti 500M tu kecil buat uno," sambung asli anak alay.
Para netizen lain, menyangkutkan Sandi dengan Panama Papers dan Paradise Papers. Untuk diketahui, Pada 2016, Sandi pernah masuk dalam daftar Panama Papers atau sebuah data milik firma hukum Mossack Fonseca berisi data penggelapan banyak pengusaha hingga pengusaha dunia. Nama Sandi saat itu tercantum sebagai klien Fonseca yang berasal dari Indonesia.
Kemudian pada 2017 nama Sandi juga pernah masuk dalam Paradise Paper yakni sebuah dokumen yang dirilis oleh
International Consortium of Investigative Journalist (IJIC). Dalam dokumen Sandi disebut sebagai salah satu petinggi NTI Resources yang terdaftar di negara surga pajak, yakni bermuda. Data-data tersebut terungkap dari data yang dimiliki oleh firma hukum
offshore Appleby. Sudirman Said menyebut, tidak ada bukti yang membenarkan hal itu. "Semuanya harus pakai bukti ya, jadi kalau cuma nama disebut dimana-mana.. Ya itu nanti kan terserah penegak hukum jadi tidak akan ada sampai itu hal-hal yang menjadi (gak jelas) itu kita anggap tidak ada masalah," tegasnya.
Tetapi ada pula yang membela Sandi. Salah satunya, @GhalibNadhif. Menurut dia, pengusaha seperti Sandi tentu saja memilih menginvestasikan hartanya ke mata uang yang kuat seperti dolar.
"Lucu, harta Sandiaga Uno naik karena rupiah melemah. Terus yang disalahin netizen yang maha benar Sandiaga Uno dong. "Katanya cinta Indonesia, kok hartanya dolar". Ya beliau pengusaha bukan pedagang kaki lima, emang ada pengusaha invest ke mata uang yang relatif lemah?," belanya.
"Besok viralkan dolar perkasa karena Sandi. wkwkwkw. Gini deh kalau yang komen pengetahuan umumnya sempit, yang penting cari kambing hitam hehe," ujar user Gunawan. ***
BERITA TERKAIT: