Pertemuan Jokowi dengan Mega ini digelar dalam senyap. Tak banyak yang tahu. Termasuk parpol pendukung pemerintah yang lain. Baru heboh setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menceritakan pertemuan itu dalam keterangan tertulis kepada media, kemarin. Disertakan juga sejumlah foto dalam pertemuan tersebut.
Foto pertama diambil saat Mega dan Jokowi berada di meja makan berbentuk bundar. Keduanya saling berhadapan. Di atas meja tampak empat piring kosong. Cangkir dan gelas berisi minuman warna kuning. Berbagai hidangan menu makanan sudah tersaji di atas meja. Ada ikan bakar, sayur serta lalapan. Siap untuk santap. Jokowi yang duduk di sebelah kiri tampil dengan batik cokelat lengan panjang. Adapun Mega mengenakan pakaian batik dengan kacamata. Senyumnya mengembang.
Foto kedua diambil saat keduanya duduk di sofa. Dengan latar belakang lukisan Bung Karno yang berukuran besar. Di atas meja ada dua cangkir teh dengan kue-kue kecil dalam toples. Di momen ini, senyum Mega tak berkurang. Jokowi pun tampak sumringah. Tersenyum sehingga tampak giginya.
Hasto menyebut pertemuan membahas cawapres itu berlangsung selama 1 jam 50 menit. Apakah sudah ditentukan siapa yang akan dipilih? Megawati mengatakan nama cawapres Jokowi sudah mengerucut dan tinggal menunggu waktu untuk diumumkan. "Pengumuman dilakukan pada momentum tepat dan dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Jadi tunggu saja dan sabar," kata Hasto menirukan omongan Megawati.
Hasto menambahkan dalam pertemuan juga dibahas perkembangan Asian Games 2018 hingga pelaksanaan pilkada serentak. Pertemuan itu sekaligus menepis anggapan pihak lain yang berupaya memecah hubungan Megawati dengan Jokowi.
Terpisah, Hasto menjelaskan maksud dari cuaca cerah yang disebut Mega. Dia bilang tafsirnya tentu bisa macam-macam. Bisa dari dukungan partai yang masih dalam proses lobi-lobi politik, atau bisa juga untuk menunggu capres dari kubu lawan. "Setiap peristiwa politik harus dikalkulasi secara matang seluruh aspeknya," kata Hasto, di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, kemarin.
Akhir pekan lalu, Jokowi mengatakan sudah mengantongi siapa nama cawapresnya. Hanya tinggal diumumkan saja. Ini makin menambah rasa penasaran publik. Siapa sosok yang akan dipilih Jokowi. Dan bagaimana reaksi parpol pendukung lain. Seperti Golkar, PKB dan PPP yang ingin ketumnya jadi cawapres.
Apalagi Sekjen Nasdem Johnny G Plate menyebut cawapres Jokowi akan bikin gempar. Bukan tokoh sembarangan. Dan tentu bisa diterima dengan senang hati oleh para partai koalisi dan semua kalangan. Siapa itu? Johnny tak menyebut. "Ini adalah tokoh yang profesional dari partai politik maupun non partai politik. Tokoh yang hebat," kata Johnny di DPP Nasdem, Jakarta, kemarin.
Terpisah, Ketum PPP "Romi" Romahurmuziy menyebut ada 10 nama cawapres yang dikantongi Jokowi. Dan sudah disosialisasikan ke ketum parpol pengusung. Ke-10 nama itu mempunyai latar belakang berbeda. Ada politikus, cendekiawan, purnawirawan TNI/Polri, teknokrat dan profesional. Tapi Romi tidak menyebut nama. "Nama-nama tersebut pada saatnya akan kami bahas," kata Romi, kemarin.
Sementara, Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin tak terganggu dengan pertemuan Jokowi-Mega. Dia masih pede akan dipilih Jokowi sebagai cawapres. Lobi-lobi politik terus dilakukan. Kemarin, Cak Imin menemui Ketum Nasdem Surya Paloh untuk mewujudkan mimpinya itu. Dia bilang, soal pilpres PKB masih mengajukan proposal Join singkatan dari Jokowi-Cak Imin. Lalu bagaimana bila Jokowi tak memilihnya sebagai cawapres? "Kita itu harus optimis, harus yakin. Planing terencana dengan tepat. Join-lah, Jokowi-Cak Imin," kata Cak Imin, di markas Nasdem.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengaku belum diajak berkomunikasi PDIP terkait cawapres. Airlangga mengaku banyak kader yang menginginkannya bisa mendampingi Jokowi di Pilpres nanti. Tapi kata dia, Golkar akan menyerahkan sepenuhnya urusan cawapres kepada Jokowi. "Kami serahkan ke Bapak Presiden," katanya.
Omongan Mega soal cawapres jadi bahan gunjingan kubu oposisi. Wasekjen Gerindra Andre Rosiade mengatakan menunggu waktu cerah itu bisa ditafsirkan sebagai tanda, kubu Jokowi sedang dalam kondisi tak percaya diri. Dia bilang, lawan dari cerah adalah mendung. Artinya, koalisi Jokowi saat ini masih belum solid. "Mendung itu mungkin partai koalisi masih menolak nama Pak BG atau Bu Puan yang diusulkan Bu Mega. Jadi masih mendung koalisinya," kata Andre di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa menambahkan, penentuan nama cawapres Prabowo sangat tergantung dengan manuver Jokowi. Ibarat main catur, Prabowo menunggu langkah yang dilakukan Jokowi. "Setelah musuh jalan, baru kita lawan," ungkapnya.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan elektabilitas Jokowi belum aman. Karena itu perlu didongkrak oleh cawapres yang tepat.
Menurut Emrus, posisi Jokowi saat ini tersandera koalisi. Jokowi bakal kesulitan menentukan wakilnya lantaran beban syarat yang dititipkan parpol. Ada beberapa variabel memilih cawapres yang tepat. Pertama adalah elektabilitas. Tapi sekali pun elektabilitasnya tinggi, partai pengusung belum tentu setuju. Karena pendamping Jokowi memungkinkan melenggang menjadi presiden periode 2024-2029. Jika cawapres dari kalangan partai, belum tentu akan disetujui. Di situ terjadi dinamika politik.
Mengingat dinamika politik yang terjadi di koalisi pemerintah, Emrus berpandangan pendamping Jokowi berasal dari non partai. "Tapi dengan catatan terjadi perjanjian-perjanjian politik di belakang panggung," pungkas Emrus. ***
BERITA TERKAIT: