"Kebudayaan itu bisa menyatukan kita semua dalam perbedaan," ujar Luhut saat menghadiri malam pagelaran seni lukisan Firdaus Alamhudi yang diselengarakan oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Ballroom Sasono Mulyo, Le Meredien Hotel, Senin (5/3).
Oleh sebab itu, purnawirawan jenderal itu sangat menyayangkan jika masih ada bangsa Indonesia berkutat dan membicarakan perbedaan, sementara teknologi sudah bergerak begitu cepatnya.
Ia kemudian bercerita tentang hubungannya dengan dua tokoh nasional yang selama ini kerap bersebrangan pendapat dengannya.
Pertama ia bercerita tentang pertemuannya dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa saat lalu. Meski berbeda pendapat dengan SBY, Luhut mengaku tidak pernah menjadikan perbedaan itu sebagai perselisihan.
"Pak (SBY), kita kan beda pendapat, tapi kan tidak berkelahi, saya kan nggak musuhan," cerita Luhut.
Dia juga bercerita tentang hubungan keakrabannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sedikit berkelakar, Luhut mengatakan meski sering berbeda pendapat, baik itu dalam hal politik maupun pandangan kebangsaaan, namun ada satu hal yang menyamakannya dengan Prabowo.
"Wo (Prabowo) kan kita beda pendapat juga, tapi saya bilang ada satunya juga (yang sama), kita sama-sama makan nasi," canda Luhut.
[ian]
BERITA TERKAIT: