Cita-cita Andi Mallarangeng Jadi Petenis Profesional Belum Padam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 30 Desember 2017, 16:37 WIB
Cita-cita Andi Mallarangeng Jadi Petenis Profesional Belum Padam
Foto/RMOL
rmol news logo . Andi Alfian Mallarangeng beberapa waktu lalu mengikuti kejuaraan tenis senior di Singapura. Dia bersama temannya asal Singapura masuk final dan jadi juara dua tenis double usia 50-54 tahun.

Ini adalah salah satu kegiatan mantan Pemuda dan Olahraga itu setelah dia selesai menjalani masa pidana.

Andi menceritakan itu dalam acara Jaya Suprana Show yang dipandu langsung empunya Jaya Suprana di Jaya Suprana School of Performing Arts, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Saya sekarang punya banyak waktu, jadi bisa main tenis. Kebetulan ada pertandingan tenis senior di Singapura, saya enggak punya partner, ketemu teman Singapura, alhamdullah kami masuk final, juara dua," kata Andi yang saat ini berusia 54 tahun.

Jelas Andi, kejuaran itu dicatat oleh Federasi Tenis Internasional (ITF). Meski saat ini juara 655 dunia double senior usia 50-54 tahun, di usia 55 tahun ke atas tahun depan, dia berharap bisa menoreh prestasi yang lebih bagus.

"Mudah-mudahan tahun depan, saya bisa naik ke 55, pesaingnya makin lemah. Sekarang (50-54 tahun) pukulannya kan masih kuat-kuat," ucap Andi sambil tertawa.

Andi flashback ke belakang, sejak remaja dia mengaku memang sudah hobi olahraga tenis. Beberapa kali di tingkat lokal seperti di Makassar dan Yogyakarta, dia mearih juara, tapi tidak untuk tingkat nasional.

"Di Makassar hampir setiap pulang sekolah, saya main tenis terus. (Prestasi) di provinsi lumayan, kalau di nasional kalah melulu," ungkapnya.

Lalu, Jaya Suprana menanyakan kepada Andi peluang cabang olahraga tenis di Asian Gemas 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Andi sedikit pesimis, tapi dia tetap mendokan dan mendukung petenis Tanah Air.

"Tenis, sekarang kita agak menururun dibanding negara lain, kita dulu merajai di Asia, kita juara Asian Gemas. Sekarang kecil kemungkinan, tenis jago kita cuma satu, Christopher Rungkat. Tetapi tetap kita dukung, soal kalah menang urusan lain," sebut Andi.

Di awal percakapan dengan Jaya Suprana, Andi sempat bercerita soal temannya di Singapura, pelatih tenis yang tinggal di rusunawa sederhana.

Percakapan mereka pun sedikit "menyenggol" topik soal penggusuran termasuk perbandingan rumah susun di Indonesia dan Singapura. Selengkapnya bisa dinikmati di sini. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA